Ketahanan Pangan Terancam di Musim Kemarau, Pemerintah Gencarkan Upaya Antisipasi

 


pendamping-desa.com-Musim kemarau panjang yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia sejak awal Mei 2025 memunculkan kekhawatiran terhadap ketahanan pangan nasional. Berkurangnya curah hujan berdampak signifikan terhadap produksi pertanian, terutama padi dan hortikultura, di sejumlah sentra pangan utama.

Menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau tahun ini diprediksi berlangsung hingga akhir September, dengan intensitas yang lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menyebabkan penurunan volume air irigasi serta meningkatnya risiko gagal panen.

Kementerian Pertanian mencatat setidaknya 38.000 hektare lahan sawah mengalami kekeringan ringan hingga berat, terutama di Jawa Timur, NTB, dan sebagian wilayah Sulawesi Selatan. Produksi beras nasional diperkirakan turun sekitar 6% bila kondisi ini terus berlanjut.

"Untuk menjaga stabilitas ketahanan pangan, pemerintah telah mengalokasikan anggaran tambahan untuk pompanisasi, distribusi benih tahan kekeringan, serta bantuan pupuk subsidi," ujar Menteri Pertanian, Andi Rahman, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Selain itu, pemerintah juga mendorong optimalisasi lahan rawa dan percepatan tanam di wilayah yang masih memiliki cadangan air. Badan Pangan Nasional memastikan pasokan beras dari cadangan pemerintah siap disalurkan bila terjadi gejolak harga atau kekurangan pasokan di pasar.

Para ahli pangan mengingatkan pentingnya adaptasi jangka panjang terhadap perubahan iklim, termasuk pengembangan sistem irigasi modern dan diversifikasi tanaman pangan. Masyarakat juga diimbau untuk bijak dalam konsumsi dan mendukung produk lokal sebagai bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan nasional.
Lebih baru Lebih lama

Recent in Sports

Facebook